Dari Workshop Penyusunan Naskah Akademis RPJMN 2010-2014
Tadi pagi, Rabu, 22 Oktober, Bappenas menyelenggarakan worksop Penyusunan Naskah Akademis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 210-2014, bidang industri, iptek dan BUMN. Acara dibuka Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Dr. Slamet Seno Adji, MA, lalu diisi dengan paparan Dr. Mesdin Simarmata (Direktur Iptek, Industri dan BUMN – Bappenas), dibahas oleh Prof. Dr. Lukman Hakim (Wakil Kepala LIPI), dan dimoderatori oleh Ir. Dudi Hidayat, MSc. (peneliti PAPIPTEK-LIPI). Saya harus minta maaf, dengan alasan klasik ada kesibukan lain terpaksa datang agak terlambat.
Saya mencatat beberapa hal menarik dari acara tersebut di sini. Pertama, walaupun baru merupakan usulan, nampaknya dari peserta diskusi tidak ada keberatan tentang tema utama yang hendak diangkat, yaitu “penguatan sistem inovasi” (maaf jika tidak persis, tetapi kurang lebih demikian). Ini juga sejalan dengan rangkaian berwacana di beberapa kelompok, bahasan yang diangkat dalam Rakornas Ristek 2008, dan rangkaian diskusi yang diselenggarakan oleh KNRT sejauh ini.
Kedua, semangat Bappenas untuk semakin “terbuka” kepada publik patut kita apresiasi. Kata banyak pakar, proses kebijakan yang baik adalah yang “partisipatif.” Jadi, dengan keterbukaan ini, mudah-mudahan ini merupakan tahapan baik untuk menghasilkan kualitas draf yang semakin baik pula. Untuk mengetahui lebih detail materi yang dibahas, bisa bergabung di Forum Diskusi Sistem Inovasi dan melihat di sana. Silahkan sampaikan suara Anda. Saran dan kritik yang membangun sangat dinanti untuk perbaikan negeri ini ke depan.
Yang ketiga, terlepas dari belum adanya ”ketegasan” tentang isu kebijakan (policy issues) dan kerangka kebijakan (policy framework) untuk mengatasinya yang akan dituangkan dalam naskah akademis tersebut, semangat yang muncul dari forum akan adanya perbaikan kebijakan (policy reform) sangat kental. Tentunya ini sangat penting. Jika tidak, usulan kebijakan (dan program) akan berisiko menjadi ”kebijakan kosmetik” semata. Pantaskah kita berharap terjadi perubahan signifikan di Indonesia jika ikhtiar kita pun sekedar seperti itu?
Hal terakhir yang ingin saya sampaikan di sini, saya juga mencatat dan setuju tentang salah satu yang diangkat oleh pak Lukman, tentang perlunya leadership (kepemimpinan) dalam membawa perubahan kebijakan (policy reform) dalam konteks yang dibahas. Mengapa penting? Membawa perbaikan sistem inovasi (baca: merumuskan dan menjalankan kebijakan inovasi), tidak sekedar perlu orang (komunitas) yang punya pengetahuan tentang ini, tetapi keberanian membawa perubahan mindset para aktor sistem inovasi.
Ini tentu bukan perkara gampang. Butuh ”keberanian, kesungguhan, dan konsistensi” membongkar sekat-sekat berpikir dan bekerja sektoral, kebijakan dan tindakan yang telah terbiasa terfragmentasi, kebiasaan bekerja sendiri-sendiri yang telah mentradisi dan membelenggu tak saja di lingkungan birokrasi, tetapi juga para peneliti dan pelaku bisnis. Belum lagi tantangan bagi penentu kebijakan yang ”nekad” melakukan perubahan demikian akan menghadapi arus utama kebijakan pembangunan dan memiliki risiko ”tak populer.”
Saya sempat agak khawatir wacana tentang leadership ini akan menjadi ambigu, kalau setiap orang hanya berharap akan ”ujug-ujug” muncul seorang pemimpin yang diidealkan. Yang saya bayangkan, leadership ataupun kepioniran dalam konteks yang dibahas harus ditumbuhkan di setiap kalangan, termasuk para pemimpin kekuatan politik yang akan berlomba di tahun 2009 untuk membangun negeri. Mari kita nilai dan kita pilih, siapa yang memiliki good political will dalam hal ini . . .
Kekhawatiran itu agak sirna, ketika workshop ditutup dan peserta diperbolehkan memenuhi kebutuhan mendasarnya bersantap siang. Ternyata ”mekanisme pasar” bekerja hampir sempurna. Supply hidangan makan siang diserbu demand peserta. Sinyal respon positif pasar terlihat dari wajah-wajah setelah santap siang, dan ketawa-ketiwi pelaku pasar sambil saling berpamitan . . .
Salam
2 comments:
salam kenal. semoga Mang Tatang selalu sukses atas semua yang dilakukannya. BTW seminarnya dimana?
Salam kenal kembali Mas Seno & terimakasih . . .
Workshop yg ini diselenggarakan di Gedung Bidakara.
Sukses juga buat Anda.
Posting Komentar