Tidak Ada Kandidat Bicara Iptek Atau Inovasi . . . Hiks !
Saya memang belum pernah menghadiri kampanye para kandidat legislatif berkampanye di lapangan terbuka maupun tertutup. Kalaupun menyaksikan acara-acara di televisi berupa debat politik atau sejenisnya, hanya terbatas. Itu pun kalau saya anggap cukup ”menarik.” Jadi mohon maaf, jika ulasan ini memang berpangkal juga dari keterbatasan pengetahuan saya mengikuti muatan-muatan yang disampaikan oleh partai politik melalui para kandidat legislatifnya atau juru kampanye masing-masing.
Walaupun saya yakin semua setuju bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan/atau inovasi sangat penting dalam pembangunan, percepatan dan perbaikan Indonesia ke depan, saya belum pernah melihat juru bicara kampanye bicara soal ini, atau setidaknya menyinggung tentang ini [hingga H-5 di hari ini].
Barangkali memang ”logika politik” tidak menganggap hal ini sebagai isu penting dan populer. Boleh jadi sebagian besar menganggap ”rakyat” tidak mengerti atau tidak akan tertarik akan isu iptek. Karena itu, ini tidak penting dan tidak akan populer untuk diangkat dalam kampanye.
Tetapi kan, logikanya, kampanye merupaka ”janji” politik calon kepada rakyat. Lantas pembangunan seperti apa ya yang akan berhasil tanpa menyinggung peran iptek yang sesuai? Pengetahuan/teknologi sebagai alat (tools) ataupun enabler saja tak pernah menarik untuk disinggung, apalagi mendorongnya sebagai transformer bagi perubahan ekonomi dan masyarakat berpengetahuan (knowledge economy / knowledge society) ?
Kapan ya para tokoh-tokoh politik negeri ini mulai menganggap agenda-agenda seperti perbaikan koherensi kebijakan dan membangun budaya kreatif-inovatif menjadi agenda politik pembangunan yang penting dan menjadi topik hangat kampanye?
Sekali lagi, mungkin memang ”logika politik” memiliki cara tersendiri dan menyoal iptek dalam agenda politik pembangunan Indonesia sangat riskan menjadi tak populer di mata konstituen.
Nampaknya saya harus memahami hal ini, walaupun saya sangat prihatin . . . hiks.
Salam
17 comments:
Hiks juga Pakde...
Bicara politik, selalu saja ada kengerian dan keprihatinan buat saya. Penuh trik dan tipu daya. Beribu janji manis yang tergilas waktu dan kepentingan. Banyak topeng sampai memutus hati nurani. Bagaimana mungkin mengingat Iptek atau inovasi??? :(
wahhh
sudah nulis banyak...komentku hilang!!
malam pakde...maaf nih baru sempat nengok...sibuk banget didarat...jadi jarang ol...semoga kabar baik yah pakde..
pilitik itu abu-abu, jadi gimana donk? masa harus beli ayam dalem peti kemas?, bukannya dapet bangkok malah broiler...
iya kenapa yah mereka cuma koar koar tentang ketahanan pangan , pengannguran dan apalah itu namanya...
kenapa ga ada yang bahas tentang kepedulian terhadap alam,iptek...
ya seperti itulah politik, Cuma Retorika yang berbuntut Kepentingan belaka gak ada isinya :D
iyak kang... tidak ada yang menyinggung hal itu. mereka hanya ngomongin kesejahteraan rakyat, kesejahteraan rakyat, kesejahteraan rakyat, tanpa tau apa yang akan mereka lakukan... entah pelaksanaannya bseperti apa, karyat tak tau...
GImana kalo Pakde aja yg jadi caleg.....dari parai blogger sejahtera....hehehhe....
Ya, emang IPTEK juga sebenernya penting yah.....
apa karena anggapan warga indonesia gak ngerti kalo ngomongin IPTEK yha...
oh Indonesia ku.....
iya neh..
bisanya cuma berkoar-koar..doank
ia ya, yg sdikit hi-tech gt ya kang, periode pertama udh beres, bwt yg kalah jgn marah, bwt yg menang kita tunggu janji2 nya hehe... good post!
Keprihatinan bertambah, jika politikus yang berlatarbelakang pendidikan Iptekpun malah nggak pernah bicara tentang Iptek ketika berkampanye....
wah ngomongin politik yaa pakde
gak ngerti aq pakde..ngertinya jualan ikan aja
Memang jarang karena para kandidat hanya memikirkan UUD (ujung2nya duit) dan perut...Makanya money politic menjadi suatu hal yang wajar di kancah politik Indonesia..
Yah smoga aja ada yg kandidat yg berpkiran inovatif :D
yah apa boleh buat pak...
lebih enak ngumbar janji soal kesejahteraan perut :P
Sebetulnya, dilapangan banyak kandidat yang telah mencoba menyampaikan dan memberikan keyakinan kepada masyarakatnya selama berkampanye, mengenai pentingnya Iptek dan Innovasi dibidang teknologi yang dapat memberikan dorongan bagi kamajuan masyarakat daerah dan pemerintah daerah. Namun, gaung itu masih terdengar samar-samar oleh masyarakat, sehingga kesadaran masyarakat akan pentingnya kepala daerah (atau aggota legislatif)yang memiliki wawasan dibidang iptek masih rendah. Adanya konflik kepentingan yang berpangkal pada pemikiran fragmatis, mementingkan diri sendiri dan golongan, telah memudarkan gaung-gaung kandidat (yg memiliki kredibilitas dibidang Iptek)yang meneriakan keberpihakan Iptek pada perwujudan transparansi dan akuntabilitas masih terhalangi oleh gemerlapnya pamor-pamor keselebritisan yg saat ini sedang merambah mental-mental yang sudah terbius tayangan sinetron yang para selebritispun mengakui "menyesatkan". Untung saja selebritis yang menjadi pilihan masyarakat ini ternyata memiliki dasar pribadi-pribadi yang baik dan santun, kalau tidak... apa yang bisa diharapkan untuk dapat melaksanakan pembangunan daerahnya. Semoga, keterbukaan dari beliau2 ini dpt pada akhirnya bekerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab besar dalam memajukan daerah sesuai dengan kemampuan dan latarbelakang bidang nya masing-masing.
Males bicara politik..
hiiks
aku juga ikut bersedih
salam
Posting Komentar